Anggota DPR-RI dr. H. Suir Syam, M. Kes Gelar Sosialisasi, Advokasi dan KIE Penurunan Stunting di Sumatera Barat di Nagari Pitalah

    Anggota DPR-RI dr. H. Suir Syam, M. Kes Gelar Sosialisasi, Advokasi dan KIE Penurunan Stunting di Sumatera Barat di Nagari Pitalah
    Foto : Dok. indonesiasatu.co.id

    TANAH DATAR - Tokoh Masyarakat dr. H. Suir Syam, M. Kes, MMR Anggota Komisi IX DPR RI bersama Kepala Bkkbn Propinsi Sumatera Barat, Fatmawati, ST, M.Eng, apresiasi terhadap antusiasme masyarakat di Nagari Pitalah, Kec. Batipuh, Kab. Tanah Datar dalam mengikuti Sosialisasi, Advokasi dan KIE Penurunan Stunting di Sumatera Barat, yang berlangsung sehari, Kamis (16/11) siang, di Pasar Serikat B Pitalah.

    H. Suir Syam mengatakan, kegiatan edukasi stunting penting diketahui masyarakat. Stunting program nasional untuk menyelamatkan anak anak bangsa ini.

    Stunting itu anak gagal tumbuh akibat kekurangan gizi kronis. Untuk mencegahnya mulai dari pasangan akan menikah, diperiksa kesehatannya ke Puskesmas didampingi (Tim Pendamping Keluarga (TPK).

    Setelah dinyatakan sehat dan ideal untuk menikah dari tenaga kesehatan, selanjutnya berumah tangga. Lalu beberapa bulan kemudian tentu si ibu hamil.

    " Saat hamil ini sang ibu harus memakan makanan yang bergizi sampai melahirkan anaknya.Makanan yang dimakan si ibu untuk anak yang berada dalam kandungannya, " ungkap Suir Syam.

    "Ketika anak sudah lahir cukup diberi Air Susu Ibu (ASI), setelah enam bulan ditambah makanan yang bergizi, sampai berumur 2 tahun.Tujuannya, untuk membangun sel-sel otaknya, fisik dan lain sebagai, supaya menjadi anak yang pintar dan cerdas, " ucap Suir Syam yang juga mantan Wali Kota Padang Panjang itu.

    Untuk mendapatkan makanan yang bergizi tidaklah terlalu sulit, bisa diusahakan pada masing masing keluarga di lingkungan rumahnya. Di pekarangan rumah ditanam berbagai tanaman sayur sayuran dan tidak usahlah tanaman bunga.

    "Pelihara ternak ayam seperti yang sudah biasa dilakukan kebanyakan orang. Nanti ayam tersebut bertelur, telur itu dikonsumsi untuk anak. Kemudian tempe, tahu, ikan yang selalu ada di lingkungan, " terangnya.

    Kemudian lanjut Siur Syam, lingkungan rumah harus bersih, jangan ada genangan air, dapur, WC, kamar mandi harus terjaga kebersihannya.

    "Sebab kalau kotor dihinggapi lalar, kemudian terbang dan masuk ke makanan, termakan jadi sumber penyakit, jadi kalau anak sampai menderita stunting ketika sudah dewasa menjadi orang kurang bisa berfikir seperti orang kebanyakan. Ia tidak mau bekerja, suka malas dan berusaha, " serunya

    Sementara itu, Kepala Bkkbn Propinsi Sumatera Barat, Fatmawati, ST, M.Eng, mengapresiasi tingginya animo masyarakat yang hadir.

    "Saya salut dan berterima kasih kepada kita semua yang telah hadir pada acara ini tepat pada waktunya, "ucap Fatmawati, SE, M.Eng senang.

    Menurutnya, keberhasilan sasaran dan tujuan sosialisasi, advokasi dan KIE penurunan stunting di Sumatera Barat ini khususnya di Kabupaten Pesisir Selatan, sangat tergantung kepada kedisiplinan semua pihak, para kader dan penyuluh dalam mensosialisasikan program dan kegiatannya kepada masyarakat.

    Seperti disampaikan oleh Fatmawati, ST, M.Eng dalam sambutannya, "Penduduk itu harus dikendalikan. Salam Bkkbn: Hidup Berencana, Itu keren!"tuturnya.

    Sebagaimana diketahui, bahwa Pemerintah Indonesia telah menetapkan stunting sebagai isu prioritas nasional. Komitmen ini terwujud dalam masuknya stunting ke dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020 – 2024 dengan target penurunan yang cukup signifikan dari kondisi 27, 6 persen pada tahun 2019 diharapkan menjadi 14 persen pada tahun 2024.

    Sebelumnya Presiden RI telah menunjuk Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dibawah koordinasi Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) sebagai koordinator atau Ketua Pelaksana percepatan penurunan stunting di Indonesia

    Para kader, penyuluh dan pengelola program diharapkan dapat melakukan sosialisasi, advokasi dan KIE (Komunikasi Informasi dan Edukasi) penurunan stunting ini, agar Kabupaten Tanah Datar bisa lebih baik lagi.

    Bahwa, perubahan perilaku yang dilakukan melalui komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) merupakan bagian yang penting dari intervensi sensitif untuk menurunkan stunting. Beberapa kegiatan terkait upaya perubahan perilaku antara lain penyuluhan untuk mencegah pernikahan dini, penyuluhan keluarga berencana, penyululuhan gizi dan kesehatan, penyuluhan gemar bercocok tanam, dan penyuluhan gemar makan ikan. Kegiatan KIE dapat dilakukan dengan berbagai pendekatan, baik melalui media massa cetak dan elekronik, kegiatan pendidikan, pertemuan langsung, dan juga melalui seni budaya.

    Ditambahkan, mempersiapkan generasi emas 2045, meski bukan hal mudah. Tetapi mutlak dan harus dilakukan. Pasalmya, stunting masih menjadi masalah gizi utama bagi bayi dan anak dibawah usia dua tahun di Indonesia. Kondisi tersebut harus segera dientaskan karena akan menghambat momentum generasi emas Indonesia 2045. anak yang stunting terhambat pertumbuhannya.

    Mutlak dilaksanakan, sesuai Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 yang mengatur tentang Percepatan Penurunan Stunting yang holistik, integratif, dan berkualitas melalui koordinasi, sinergi, dan sinkronisasi di antara pemangku kepentingan merupakan salah satu bentuk upaya pemerintah dalam mengurangi angka stunting di indonesia.(JH)

    tanahdatar sumbar
    Joni Hermanto

    Joni Hermanto

    Artikel Sebelumnya

    Suir Syam Tekankan Pentingnya Edukasi Komunikasi...

    Artikel Berikutnya

    Anggota Komisi IX DPR-RI dr. Suir Syam,...

    Berita terkait